Rabu, 25 Mei 2016

Prose Terbentuk nya Langit

Assalamuallaiku wr. wb


Pernahkah kita Terbayang bagaimana terbentuknya langit dan bagaimanakah al-Qur'an menjelaskan hal tersebut..mari kita bahas..

Dalam Al Qur’an Allah ta’ala menjelaskan proses penciptaan langit dan bumi dengan jelas dan rinci. Yang kemudian dibuktikan kebenarannya dengan ilmu pengetahuan modern. Al Qur’an lah –disamping juga Sunnah- satu satunya sumber otentik yang bisa dipercaya. Adapun teori-teori yang dicetuskan oleh ilmuan ilmuan barat, maka semuanya dikembalikan kepada Al Qur’an. Jika sesuai maka diambil, namun jika berbeda maka Al Qur’an lebih di dahulukan.

Allah menciptakan langit dan bumi selama enam hari. Dimulai dari hari ahad dan berakhir dengan hari jum’at. Dengan alasan inilah hari jum’at menjadi hari raya bagi umat Islam1. Di hari itu Allah ta’ala selesai menciptakan langit dan bumi. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam hari, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy…” (Qs. As Sajadah : 3).
Meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai enam hari masa penciptaan langit dan bumi. Mayoritas ulama menyatakan bahwa yang dimaksud dengan enam hari adalah ukuran hari hari biasa. Adapun pendapat yang lain menyatakan bahwa enam hari disitu berbeda dengan hitungan hari hari biasa, melainkan setiap harinya seperti 1000 tahun hari hari biasa2.
Penciptaan bumi di dahulukan sebelum penciptaan langit. Sebagaimana ditunjukan oleh firman Allah (yang artinya), Dia-lah Allah, yang menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu kemudian Dia naik ke atas dan menjadikan tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al Baqoroh : 29)
Karena ibarat sebuah bangunan, pondasi atau asas dibuat terlebih dahulu sebelum atap. Maka bumi adalah asas atau pondasi dan langit adalah atapnya.3 Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit sebagai atap” (Qs. Ghofir : 64.
Langit diciptakan dengan tujuh lapisan. Begitu juga dengan bumi. Meskipun kata bumi selalu disebutkan dalam bentuk tunggal dalam Al Qur’an. Tidak sebagaimana langit yang seringkali disebutkan dalam lafadz jamak. Namun ada sebuah ayat yang menunjukan bahwa bumi pun tujuh lapis sebagaimana langit. Allah ta’ala berfirman (yang artinya), “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (Qs. At Tholak : 12).
Dan dikuatkan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Barangsiapa berbuat kezaliman (menyerobot tanah orang lain meski hanya) sejengkal tanah, maka Allah akan menimbunnya dengan tujuh lapis bumi”.


Kemudian Allah memisahkan antara langit dan bumi, sehingga angin pun bertiup, hujan pun turun, tumbuhlah berbagai macam tumbuhan, gunung gunung ditancapkan ditempatnya, Allah menjadikan makhluk ciptaan berpasang pasangan, diciptakan kehidupan dari air, diciptakannya matahari sebagai penerang, dan bintang bintang serta rembulan sebagai hiasan. Semua itu bukti kebesaran Allah ta’ala.

Jarak antara langit dan bumi adalah lima ratus tahun perjalanan. Begitu juga antara satu lapisan langit dengan lapisan selanjutnya. Disebutkan dalam hadits riwayat Abbas bin Abdul Mutthalib Radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Tahukah kalian berapa jarak antara langit dan bumi? Kami berkata, “Allah dan RosulNya lebih mengetahui”, kemudian beliau bersabda, “Jarak keduanya adalah perjalanan lima ratus tahun, dan antara satu langit dengan langit selanjutnya perjalanan lima ratus tahun, dan tebal setiap langit adalah perjalanan lima ratus tahun, dan diantara langit ketujuh dengan arsy ada laut yang jarak antara dasar dan atasnya adalah seperti jarak antara langit dan bumi, dan Allah diatas itu semua, tidak tersembunyi baginya amalan manusia.

Wassalamuallaikum wr.wb


Selasa, 24 Mei 2016

Proses Terjadinya Hujan Dalam A-qur'an

Assalamuallaikum wr wb



Pada awal penemuan tersebut, angin dalam proses hujan hanyalah sebagai penggerak awan. Memasuki abad 20, dengan peralatan yang lebih modern seperti pesawat terbang, satelit, komputer, barulah ilmuan menemukan bahwa angin memiliki fungsi yang signifikan dalam proses terbentukanya hujan. Yakni mengawinkan uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu  pembentukan awan hujan.

Temuan tentang proses hujan ini menjadi hal yang mengagumkan bagi ilmu pengetahuan modern. Selain karena waktu yang panjang dalam proses penelitiannya, ilmuan ini juga membutuhkan peralatan mutakhir dalam melakukan penelitian ini.  Namun penelitian ini begitu sederhana dimata Allah SWT. Pasalnya proses terjadinya hujan tertulis jelas dalam Al-Qur'an sejak 1400 tahun silam, yakni dalam Al-Qur'an QS Ar-Ruum ayat 48.

“Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira,” (QS Ar-Ruum ayat 48)

Bahkan jika ilmuan kesulitan menemukan fungsi angin dalam proses penelitiannya, maka Al-Qur’an juga sudah menjelaskannya dalam  QS Al-Hijr ayat 22. Dalam ayat ini disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.

“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”. (QS Al-Hijr ayat 22)

Ilmu pengetahuan modern, proses mengawinkan ini  terjadi di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer.

Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partikel-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.

Sebagaimana terlihat, angin “mengawinkan” uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang di bawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan.

Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun tidak akan pernah terjadi.

Hal terpenting di sini adalah bahwa peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al Qur’an, pada saat orang hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam. Berikut ini tahapan hujan dalam Al-Qur'an dan dibenarkan oleh sains

Tahap 1
Al-Qur'an : “Dialah yang mengirim angin,…”
Sains : Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air”.

Tahap 2
Al-Qur’an : “…lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal…”

Sains : Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

Tahap 3
Al-Qur'an : “…lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya…”
Sains : Partikel-partikel air yang mengelilingi butir-butir garam dan partikel -partikel debu itu mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.

Semua tahapan yang dicetikan dalam Al-Qur'an ternyata tidak bisa dibantah oleh sains. Lagi-lagi Al-Qur’an menyediakan penjelasan yang paling benar mengenai fenomena ini dan juga telah mengumumkan fakta-fakta ini kepada orang-orang pada ribuan tahun sebelum ditemukan oleh ilmu pengetahuan. Allah telah memberitahu kita suatu informasi yang tak mungkin dapat diketahui 1400 tahun yang lalu.

Semoga dari bacaan yang sedikit ini kita dapat mengambil hikmahnya :)

Wassalamuallaikum wr wb

Sedekah Membawa Berkah

Assalamuallaikum wr.wb




Pernakah anda bersedekah?seringkah anda bersedekah? Sedekah sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Banyak keajaiban yang didapatkan dari bersedekah. berikut ini cerita yang mungkin bias menyadarkan kita betapa pentingnya bersedekah.

Diriwayatkan ari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Pada suatu ketika, ada seseorang yang sedang berjalan di padang pasir yang tiba-tiba mendengar suara dari dalam awan, ‘Siramilah kebun si Fulan.’ Kemudian awan itu menuju ke arah suatu tempat yang banyak batunya, lantas menuangkan airnya.

Pada tempat yang banyak batunya tersebut, ada sebuah parit yang penuh dengan air hingga parit itu pun ikut mengalirkan air. Kemudian, di situ ada seorang lelaki yang berada di tengah-tengah kebunnya sedang membagi-bagi air, dengan alat pengukur tanah. Ia bertanya kepada orang itu, ‘Wahai hamba Allah, siapakah namamu?’ Orang itu menjawab, ‘Fulan.’ Nama yang sama dengan yang pernah didengarnya dari dalam awan tadi.
Kemudian Fulan bertanya kepadanya, ‘Kenapa kamu menanyakan namaku?’ Ia menjawab, ‘Sesungguhnya saya tadi mendengar suara dari dalam awan, yang kemudian menuangkan air ini. Suara itu berkata, ‘Siramilah kebun si Fulan,’ persis dengan namamu. Memangnya apa yang telah kamu perbuat?’
Fulan menjawab, ‘Karena kamu bertanya seperti itu, maka aku jawab. Sebenarnya, aku selalu memperhatikan hasil yang dikeluarkan kebun ini, sepertiga dari hasil itu aku sedekahkan, sepertiga aku makan dengan keluargaku, dan sepertiga lagi aku persiapkan untuk bibit.’”

Pelajaran yang dapat dipetik:
  1. Keutamaan sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.
  2. Anjuran untuk berbuat ihsan kepada fakir-miskin dan anak-anak terlantar.
  3. Keutamaan seseorang yang makan dari hasil usahanya sendiri.
  4. Keutamaan memberi nafkah kepada istri dan keluarga.
  5. Penetapan adanya karamah para wali, sehingga alam tunduk kepadanya.
  6. Keutamaan bertani dan bercocok tanam, karena merupakan mata pencaharian yang baik.
  7. Awan tunduk untuk berjalan sesuai dengan kehendak Allah, dan ada malaikat yang bertugas mengawasi jalannya awan.
  8. Allah mencintai seorang hamba yang hidupnya seimbang, dia mau menginfakkan sebagian hartanya kepada yang berhak menerima.
  9. Orang Mukmin adalah manusia yang bisa saja mendengar suara malaikat.


Jodoh Pasti Bertemu


Assalamuallaikum wr wb

Setiap benda yang ada di bumi ini diciptakan berpasang-pasangan seperti bulan dengan bintang, siang dan malam, panas dan dingin, air dan api laki-laki dengan perempuan... begitulah Allah menciptakan manusia dengan berpasang-pasangan sesuai dengan  ayat berkut :




lalu bagaiman cara kita dalam memnati jodoh yang baik? berikut adalah bebrapa cara yang bias dilakukan dalam menanti jodoh :

Kuncinya: Tawakal
Seseorang yang belum juga menemukan jodohnya, hendaknya tidak serta merta berputus asa. Sebab sebagaimana kehidupan itu sendiri, jodoh adalah benar-benar sesuatu yang menjadi urusan Allah. Keyakinan bahwa janji Allah adalah pasti, mutlak terpatri di hati para muslimah. Maka, ketika hati merasa resah, perlu kiranya mengingat-ingat firman Allah swt,

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-Rum : 21)

Bahwa manusia diciptakan berpasang-pasangan adalah kekuasaan Allah. Maka, yang perlu diperkuat adalah keyakinan kepada Allah. Bahwa jodoh setiap insan insya Allah pasti ada. Siapa dia, ada di mana, dan kapan akan datang? Adalah rahasia Allah yang hanya Allah saja yang tahu. Satu keyakinan, bahwa Allah hanya akan mengirimkan orang yang tepat pada saat yang tepat dalam pandangan Allah.

Tawakal yang dapat berbuah manis hanyalah tawakal yang dapat melahirkan ikhtiar yang sungguh-sungguh dalam menemukan pendamping hidup. Bukanlah dikatakan tawakal orang yang hanya diam terpaku menanti jodoh yang akan tiba-tiba datang. Akan tetapi, tawakal ialah sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw, “Ikatlah dahulu untamu, baru kamu bertawakal,” kepada seorang sahabat yang bergegas masuk masjid dengan meninggalkan untanya dalam keadaan tidak diikat dengan alasan bertawakal kepada Allah.

Begitulah tawakal. Penyerahan urusan secara total kepada Sang Pemilik Segala Urusan tanpa meninggalkan ikhtiar dengan sungguh-sungguh sesuai apa yang telah disyariatkan.

Jika sudah demikian, tak ada lagi resah, gelisah, juga galau yang mendera meski dalam usia menjelang senja namun jodoh tak jua tiba.
Jangan Abaikan Evaluasi

Alur kehidupan ini sebenarnyalah telah  digariskan oleh Allah Yang Maha Menentukan. Ada syariat yang menuntun pada jalan keselamatan selama menjalani kehidupan di dunia. Tak terkecuali skenario Allah bernama pernikahan.
 

Hanya saja, ketika perjalanan hidup kita rasa ada yang salah, bukanlah taqdir yang salah, melainkan kita sendiri yang harus mengevaluasi diri. Adakah yang kita jalani dalam kehidupan ini telah benar-benar sesuai dengan rambu-rambu yang Allah gariskan? Atau ada ambisi dan ego pribadi yang menjadikan skenario hidup kita tampak tak sesuai harapan?

Berkaitan dengan pendamping hidup yang terasa ‘Antara ada dan tiada’, berikut diantara hal-hal yang mesti menjadi bahan evaluasi para muslimah:

1.    Kelewat Fokus Dalam Karir

Tak dapat dipungkiri, ada diantara para muslimah yang dalam kesehariannya menjadi penopang perekonomian keluarga. Atau ada juga yang dari segi ekonomi termasuk dari kalangan keluarga yang kurang mampu. Sehingga untuk menutup biaya hidup, ia dituntut untuk fokus dalam karir. Hal ini membuat sebagian muslimah dalam usia mudanya benar-benar memfokuskan diri untuk bekerja dan bekerja. Sehingga ikhtiar ke arah pernikahan menjadi tidak terfikirkan. Ketika usia kian bertambah tua, biasanya kesadaran ke arah tersebut baru mulai ada.

2.    Kriteria Yang Terlalu Tinggi

Ingin memiliki pendamping hidup yang beriman, tampan, dan mapan adalah dambaan setiap muslimah. Ketika usia masih terbilang muda, banyak diantara muslimah yang mematok kriteria yang demikian ideal bagi lelaki yang ingin menjadi pendamping hidupnya. Akibatnya, laki-laki yang sebenarnya telah siap menikah dan ingin mengkhitbah menjadi mundur teratur begitu tahu sang muslimah memasang sederet kriteria yang tinggi mengawang-awang. Padahal Islam dengan segenap aturannya yang sempurna telah dengan lugas memberikan batasan-batasan kriteria laki-laki yang pantas untuk menikah. Bahkan jika laki-laki itu tak berharta melimpah sekalipun. Sebagaimana firman Allah swt,

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.” (QS. An Nuur:32)

3.    Mengabaikan Jalan Menemukan Pasangan

Melalui jalan mana jodoh itu akan datang, hanya Allah yang tahu. Namun seseorang tetap memerlukan eksistensi akan keberadaan diri serta kebaikan-kebaikannya. Tak ada yang tahu ada seorang muslimah shalihah yang peduli dengan dakwah dan juga cakap berumah tangga, jika sang muslimah membatasi diri dari pergaulan, terutama dengan orang-orang shalih. Maka, banyak bergaul dan beraktivitas dengan orang-orang shalih mutlak dilakukan oleh siapapun, tak terkecuali para muslimah. Sebab, jodoh yang baik akan ditemukan di lingkaran orang-orang yang juga baik, dan sama-sama melakukan aktivitas kebaikan.

Saatnya Berdamai dengan Keadaan


Segenap usaha disertai penyerahan diri secara total kepada Allah telah dilakukan. Evaluasi pun telah dilaksanakan hingga melahirkan suatu perubahan diri. Namun, jodoh yang dinanti tak jua datang menghampiri. Jika itu terjadi, tetaplah berbaik sangka kepada Allah. Sebab, Allah akan mengikuti prasangka hamba-Nya. Dan jangan sedikit pun kita berputus asa dari rahmat Allah ketika sesuatu yang menjadi harapan tak kunjung berwujud menjadi kenyataan. Kuatkan terus menerus dalam hati, bahwa Allah tak pernah ingkar janji. Dan itu akan menjadi keistimewaan tersendiri di mata Allah yang dapat membuahkan ganjaran pahala.

Semoga dengan ilmu yang sedikit ini, kita lebih mantap dalam menanti jodoh

Wassalamuallaikum wr wb

Gunung Yang Bertasbih

Asalamuallaikum Wr Wb

Manusia harus bersyukur kepada Allah SWT pasalnya hidup di daratan yang luas, lengkap dengan isinya untuk bertahan hidup dan tinggal dengan nyaman. Daratan yang Allah ciptakan tidaklah rata, namun berkontur yakni terdiri dari bukit, lembah hingga gunung. Ilmu pengetahuan abad ke-20 baru menemukan bahwa gunung memiliki akar yang dalamnya berkali lipat dari tinggi gunung tersebut. Ini merupakan konsep tentang gunung yang mutakhir dan baru dikenal.



Ilmu pengetahuan baru ini semakin menguatkan kebenaran dalam Al-Qur’an yang sudah menjelaskan pengetahuan tersebut sejak 1400 tahun silam. Allah SWT dalam surat An Naba’ mengatakan bahwa Dia menciptakan gunung sebagai pasak di bumi.

“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?” (An Naba', 78: 6-7)

Ketika selama ini orang-orang hanya takjub kepada ketinggian gunung, namun Alquran mementahkan kekaguman yang kecil itu. Ternyata bukan tingginya, tetapi kedalaman akar gunung yang menghujam 15 kali lipat dari tinggi di atas permukaan bumi, itulah yang lebih dasyat.

Para ahli geofisika menemukan bukti bahwa kerak bumi berubah terus dengan terori lempeng tektonik yang menyebabkan asumsi bahwa gunung mempunyai akar yang berperan menghentikan gerakan horizontal atau Litosfer. Teori lempeng tektonik menyebutkan, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu. Penemuan ini juga semakin memperkuat kebenaran Al-Qur’an QS. Al Anbiya: 31.



Gunung Senantiasa Bergerak Meski menjadi pasak, namun gunung tidak diam tapi senantiasa selalu bergerak dan mengikuti pergerakan lempeng benua diatas lapisan pagma seolah awan yang bergerak di atas langit. Pada awal abad ke-20, untuk pertama kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi. Lempengan-lempengan tersebut terus-menerus bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Bukankah ini juga menguatkan ayat Allah An Naml:88 ?

“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. ﴾An Naml:88﴿.

Meski Dekat dengan Matahari, Salju di Puncak Gunung Tidak Mencair
Gunung umumnya memiliki hutan dan aneka hewan yang berada di dalamnya. Namun bukan saja nuansa hijau, tapi masih ada sebagian besar yang menutupi puncaknya, yaitu salju. Dari sinilah kita dapat belajar satu dari nikmat Allah yang diberikan kepada kita. Di puncak gunung yang tinggi, salju tidak mencair dan senantiasa melimpah. Padahal posisinya yang dekat dengan matahari, seharusnya lebih panas dengan dataran di bawah gunung. Namun faktanya, rendahnya tekanan udara di atas gunung, maka membuat kerapatan udara juga rendah. Yang berakibat rendahnya kemampuan untuk menyerap kemampuan panas matahari
.
Ini menjawab bahwa udara mampu menangkap panas matahari, makin padat kerapatannya maka semakin banyak panas matahari yang diserap. Dan makin tinggi puncak gunung, makin rendah kerapatan udaranya. Subhanallah.

Gunung Berapi Di Bawah Laut Selain keajaiban di daratan, Allah SWT menunjukan  kebesarannya dengan menciptakan gunung berapi di bawah laut. Menurut catatan, ada 5000 gunung di bawah laut yang letaknya tersebar di berbagai belahan dunia. Gunung di bawah laut kerap ditemukan di cekungan laut, bahkan juga ada yang ditemukan di kerak samudera. Dari jumlah tersebut, merupakan gunung berapi yang masih aktif hingga sekarang. Gunung di bawah laut merupakan gunung yang naik dari dasarr laut, namun tidak sampai mencuat sampai ke atas permukaan air.

Diperkirakan gunung di bawah laut ini sudah terbentuk sejak jutaan tahun lalu. Terutama kedalam 1000 sampai antara 4000 dari dasar laut.  Gunung di bawah laut kebanyakan berbentuk seperti kerucut karena adanya proses vulkanik.

Kawasan gunung di bawah laut memang menjadi objek penelitian, karena biasanya di sana terdapat ekosistem yang langka, bahan tambang yang tinggi dan keanekanragaman satwa laut.

Begitu mahabesarnya Allah dalam penciptaan gunung ini, dan menjadi pengingat kita untuk selalu bertasbih kepadanya.


Semoga dari artikel yang sedikit tadi, dapat menambah rasa syukur kita dan pengetahuan kita. Supaya kita menjadi manusia yang selalu bersyukur.

Wassalamuallakum wr. wb

 Sumber : http://www.infoyunik.com/2015/04/keajaiban-gunung-dalam-al-quran.html

Senin, 23 Mei 2016

Ikhlas Mudah Di ucapkan Sulit DiJalani


Assalamuallaikum wr wb

Sering kita mendengar kalimat ikhlas yang diucapkan manusia, misalkan saja "Aku udah Ikhlas kog dia pacaran sama kamu ", atau " aku ikhlas ngasih itu semua" masih banyak lagi kaalimat yang kita dengar. lalu apakah ikhlas yang sebenarnya?apakah ikhlas itu selalu diucapkan?


 Pengertian Ikhlas menurut Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ : إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَ أَمْوَالِكُمْ وَ لَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَ أَعْمَالِكُمْ
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam telah bersabda,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian, akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.

Dalam mendefinisikan ikhlas, para ulama berbeda redaksi dalam menggambarkanya. Ada yang berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan Allah dalam beribadah kepadaNya. Ada pula yang berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari pamrih kepada makhluk


Makna Ikhlas

Secara bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih tidak kotor. Maka orang yang ikhlas adalah orang yang menjadikan agamanya murni hanya untuk Allah saja dengan menyembah-Nya dan tidak menyekutukan dengan yang lain dan tidak riya dalam beramal.
Sedangkan secara istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain. Memurnikan niatnya dari kotoran yang merusak.
Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras (nampi beras) dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil. Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya akan menyebabkan amal tidak nikmat. Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa.
Karena itu, bagi seorang dai makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, sebutan, kemajuan atau kemunduran. Dengan demikian si dai menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan. Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.” Dai yang berkarakter seperti itulah yang punya semboyan ‘Allahu Ghayaatunaa‘, Allah tujuan kami, dalam segala aktivitas mengisi hidupnya.

Ciri- Ciri Orang Yang Ikhlas :

1. Hidupnya jarang sekali merasa kecewa,
Orang yang ikhlas dia tidak akan pernah berubah sikapnya seandainya disaat dia berbuat sesuatu kebaikan ada yang memujinya, atau tidak ada yang memuji/menilainya bahkan dicacipun hatinya tetap tenang, karena ia yakin bahwa amalnya bukanlah untuk mendapatkan penilaian sesama yang selalu berubah tetapi dia bulatkan seutuhnya hanya ingin mendapatkan penilaian yang sempurna dari Allah SWT.

2.Tidak tergantung / berharap pada makhluk
Sayyidina ’Ali pun pernah berkata, orang yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya, karena setiap kita beramal hakikatnya kita itu sedang berinteraksi dengan Allah, oleh karenanya harapan yang ada akan senantiasa tertuju kepada keridhaan Allah semata.

3.Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil
Diriwayatkan bahwa Imam Ghazali pernah bermimpi, dan dalam mimpinya beliau mendapatkan kabar bahwa amalan yang besar yang pernah beliau lakukan diantaranya adalah disaat beliau melihat ada seekor lalat yang masuk kedalam tempat tintanya, lalu beliau angkat lalat tersebut dengan hati-hati lalu dibersihkannya dan sampai akhirnya lalat itupun bisa kembali terbang dengan sehat. Maka sekecil apapun sebuah amal apabila kita kerjakan dengan sempurna dan benar-benar tiada harapan yang muncul pada selain Allah, maka akan menjadi amal yang sangat besar dihadapan Allah SWT.

4. Banyak Amal Kebaikan Yang Rahasia
Mungkin ketika kita mengaji dilingkungan orang banyak maka kita akan mengaji dengan enaknya, lama dan penuh khidmat, ketika kita shalat berjamaah apalagi sebagai imam kita akan berusaha khusyu dan lama, tapi apakah hal tersebut akan kita lakukan dengan kadar yang sama disaat kita beramal sendirian ? apabila amal kita tetap sama bahkan cenderung lebih baik, lebih lama, lebih enak dan lebih khusyuk maka itu bisa diharapkan sebagai amalan yang ikhlas. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ada kemungkinan amal kita belumlah ikhlas.

Semoga dari bacaan yang sedikit itu kita dapat mengambil pelajaran, dan kita mampu menjadi manusia yang lebih ikhlas dalam menjalankan semua hal didunia ini aamiiiiin

Wassalamuallaikum wr wb

Si Merah Yang Luar biasa

Assalamualllaikum wr wb .

Darah?apa yang sekilas anda bayangkan tentang darah?



Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah (sumber Wikipedia )

Selain itu dalam darah juga memiliki bebrapa golongan, misalkan golongan A, golongan B, golongan AB dan golongan O. Darah juga memiliki system peredaran darah yang sangat rumit tetapi Allah menciptakanya dengan sungguh luar biasa.

Dalam peredaran darah memiliki tiga alat yang membantu proses tersebut yaitu jantung, pembuluh darah dan darah, peredaran darah manusia terdiri dari dua jenis yaitu peredaran darah besar dan peredaran darah kecil

  • Peredaran Darah Kecil :
Istilah peredaran darah kecil sering kali disebut dengan peredaran darha pulmonalis dimana jalur aliran darah di dalam tubuh lebih pendek yaitu dimulai dari Jantung – Paru – Paru – jantung Kembali. Nah berikut ini jalur peredaran darah kecil secara lengkap.
Dimulai dari darah mengalir melalui Jantung bagian ventrikel kanan (bilik kanan), kemudian darah menuju arteri pulmonalis, Kemudian darah masuk ke dalam Paru – paru. dari paru – paru darah bergerak mengalir melalui vena pulmonalis menuju ke jantung tepatnya di bagian serambi kiri (atrium kiri).
  • Peredaran Darah besar :
Istilah peredaran darah besar sering kali disebut sebagai peredaran darah sistemik. Adapun jalur peredaran daranya cukup jauh karena melalui seluruh tubuh. Secara singkat peredaran darah besar dimulai dari Jantung – Seluruh Tubuh – Jantung. Nah penjabarannya sebagai berikut :


Darah yang mengandung oksigen tinggi bergerak dari ventrikel kiri (bilik kiri). dari sini kontraksi menyebabkan katub aorta terbuka. dari aorta darah mengalir ke seluruh tubuh melalui arteri yang terhubung ke seluruh tubuh anda sehingga darah yang kaya akan oksigen dapatt tersalurkan ke wilayah yang membutuhkan. Setelah tiba di bagian pembuluh kapiler maka terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Darah yang mengandung karbondioksida bergerak kembali menuju ke vena cava. darah yang terdapat pada bagian bawah jantung anda akan bergerak ke vena cava inferior, adapun darah yang terdapat pada bagian atas jantung akan bergerak ke vena cava superior.

Begitu rumitnya peredaran darah manusia, sungguh maha besar Allah atas segala kuasanya semoga kita dapat mengambil pelajaran dari sedikit cerita diatas..

Wassalamuallaikum wr wb